Pages

Senin, 02 April 2012

Resiko Usaha

Resiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kalau dipikir, resiko dalam kehidupan banyak sekali macamnya. Resiko kerugian, kegagalan, keamanan, kebangkrutan, bahkan kematian. Resiko-resiko tersebut tidak bisa di hindari,
karena setiap sisi aktivitas manusia pastilah ada resikonya. Sebab itu manusia dengan Dimensi Mental Spiritualnya kemudian berfikir dan bertindak guna mengantisipasi resiko yang bakal terjadi dengan beribadah, menambah pengetahuan, menabung, dan sebagainya. Semua itu dilakukan dengan menggunakan akal kepribadiannya untuk berusaha meminimalkan resiko.
Dalam kaitan dengan kehidupan dunia usaha, Resiko Usaha juga selalu ada. Kalau tiba-tiba anda memperoleh hadiah uang sebanyak Rp. 100 juta, akan anda gunakan untuk apa ?. Jawabnya bisa bermacam-macam. Mungkin ada yang akan menggunakan untuk piknik mengunjungi tempat-tempat wisata, karena masa kecilnya kurang bahagia. Mungkin juga ada yang akan menggunakan untuk selamatan / syukuran dengan membagi-bagikan pada sanak saudara dan tetangga, karena terbawa pola pikir sosial. Bisa juga akan dideposito di Bank saja semuanya dan setiap bulan dengan mengambil bunganya tanpa resiko macam-macam, sebab yang demikian mungkin seorang penakut dan bukan seorang wirausahawan. Tetapi kalau anda seorang yang memiliki jiwa wira usaha, tentu tidak akan menggunakan cara-cara diatas. Kalu toh dideposito, atau untuk selamatan hanya sebagian saja. Sebab sebagian yang lain akan digunakan untuk modal usaha. Apa tidak takut rugi kemudian uangnya hilang ?. Seorang wirausahawan yang ingin berhasil biasanya tidak takut menghadapi resiko itu sepanjang telah diperhitungkan dengan cermat penggunaan keuangan usahanya. Seorang eksekutif yang berhasil biasanya memiliki sifat-sifat sebagai berikut ;
Pertama, tahu dan paham dalam menggunakan uang dan waktu. Ia bekerja dengan sistematis, sehingga bisa mengatur keuangan dan waktu. Kapan ia santai, kapan kerja keras, kapan menggunakan uang untuk usaha, dan kapan menggunakannya untuk belanja dapur. Kedua, memusatkan orientasi pada kontribusi keluar. Orientasinya pada hasil, bukan pada kerja/administrasi. Sehingga setiap pemikirannya selalu dicurahkan pada hasil kerja maksimal. Ketiga, memusatkan perhatian pada hal-hal yang penting. Hal-hal yang tidak begitu penting dilimpahkan pada orang lain yang dianggap mampu melaksanakan. Sedangkan dirinya memusatkan perhatian pada hal yang krusial dan mendesak.
Kemudian yang ketiga adalah dengan mendasarkan diri pada kekuatan-kekuatan yang dimiliki. Tidak terpaku dan terlalu hanyut memikirkan kelemahan masa lalu. Tetapi orientasinya jauh kedepan dengan segala kekauatan yang ada untuk meraih sukses nan gemilang. Kelemahan masa lalu merupakan pengalaman berharga yang perlu diperbaiki, bukan sekedar untuk dipikirkan saja. Keempat, membuat keputusan yang efektif. Dalam dunia usaha keputusan yang cepat dan efektif sangat diperlukan. Terlambat memutuskan beberapa menit saja mungkin peluang akan terbang sia-sia. Setiap keputusan yang diambil pasti ada resikonya. Jangan terlalu takut resiko atas keputusan yang diambil sepanjang keputusan itu dipandang paling efektif, dan paling kecil resikonya.
Resiko bisa jadi merupakan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan / diharapkan. Rencana dan situasi yang akan datang tidak pernah ada yang tahu pasti. Masa yang akan datang penuh ketidakpastian. Namun dapat diperkirakan dan diperhitungkan (diprediksi) dari berbagai aspek yang ada seperti misalnya kondisi masa lalu, kecenderungan keadaan, kebiasaan, dan sebagainya. Untuk menghindari penyimpangan yang terlalu melebar dari rencana maka perlu disusun rencana usaha yang diperhitungkan secara mendetail dengan mempertimbangkan berbagai aspek sepeti di atas. Agar lebih tepat dan akurat perlu di perhitungkan pula manajemen resiko. Dengan begitu maka manajemen resiko berguna untuk memperkecil ketidak pastian dengan menyediakan alternatif tertentu.


MEMINIMALKAN RESIKO

Tetapi resiko usaha dapat diminimalkan dengan beberapa cara sebagai berikut ;
1. Carilah informasi sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan kegiatan usaha agar dapat memperkirakan dan merencanakan dengan baik.
2. Usaha yang hasilnya besar biasanya resikonya juga besar. Dan usaha yang hasilnya kecil resikonya relatif kecil.
3. Usahakan resiko tidak terkonsentrasi pada salah satu bidang saja yang berpotensi terjadinya kerugian.
4. Jangan lakukan kegiatan usaha yang melanggar ketentuan hukum dan agama.
5. Hindari kegiatan usaha spekulasi tanpa perencanaan sebelumnya.
6. Kadang resiko hari ini, bermanfaat pada pengembangan usaha dimasa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar